NUNU LOVE CHULIE, TETEM, ONYU

Kamis, 27 Januari 2011

MOLA HIDATIDOSA

A.   Pendahuluan
Mola hidatidosa  atau yang sering disebut sebagai hamil anggur    merupakan suatu kehamilan yang abnormal  dengan ciri – ciri stroma villus korialis langka vaskularisasi  dan edematous.   Frekuensi terjadinya Mola Hidatidosa di Asia adalah 1 dari  120 kehamilan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan frekuensi di Eropa yang hanya 1 dari 2000  kehamilan.
Kehamilan Mola Hidatidosa dapat dikeluarkan dengan tindakan tertentu  atau keluar sendiri namun biasanya dengan perdarahan yang sangat banyak.

B.   Pengertian
Mola Hidatidosa merupakan kegagalan pada awal kehamilan karena  trofoblas mengalami perubahan (degenerasi hidropik) yang berbentuk seperti gelembung.  Keadaan ini dapat berubah menjadi keadaan yang ganas yaitu  terjadinya korio karsinoma.
C.   Etiologi
Tidak diketahui dengan pasti tapi diduga karena defisiensi protein karena  Mola Hidatidosa sering ditemukan pada sosial ekonomi rendah.
D.   Pathogenesis
1.    Missed  Abortion  mengakibatkan gangguan peredaran darah kemudian terjadi gelembung mola.
2.    Menurut Reynold :  missed abortion karena  defisiensi asam folat  dan histidin yang menyebabkan gangguan angiogenesis.
3.    Menurut Park :  degenerasi hidropik sel – sel  tropoblas.
Semua itu dengan disertai kadar HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang tinggi.
E.   Factor Resiko
1.    Terjadi pada social ekonomi rendah
2.    Umur antara  20  - 34  tahun
F.     Gambaran klinis
1.    Pertumbuhan trofoblas  yang berlebihan menyebabkan uterus sangat cepat membesar dan besarnya tidak sesuai dengan umur kehamilan.
2.    Perdarahan disertai dengan pengeluaran gelembung mola
3.    Anemis dengan  Facies mola (muka pucat,  seperti  Hiperemesis  gravidarum).
4.    Pada Leopold tidak teraba janin
G.   Penegakkan Diagnosa
1.    TFU yang tidak sesuai dengan usia kehamilan
2.    Keluar darah disertai gelembung mola
3.    Pada USG terlihat ganbaran badai salju
4.    Sonde Acosta sison positif
5.    Laboratorium : titer HCG sangat tinggi
H.   Diferensial Diagnosa/ Diagnosa  Banding
1.    Hidramniom
2.    Gamely
3.    Makrosomia
I.      Penyulit
1.    Pre Eklampsi dan Eklampsi
2.    Tirotoksikosis yaitu produksi tiroid yang berlebihan
3.    Timbul  kista lutein  yaitu kista yang berada di samping kiri dan kanan ovarium
J.      Terapi
1.    Perbaikan keadaan umum
2.    Pengeluaran jaringan mola  ; pengeluaran jaringan mola dapat mengakibatkan perdarahan oleh karena itu sebelum melakukan pengeluran jaringana mola secara digital klien diberikan uterotunika. Uterotunika yang  biasa digunakan adalah Metylergometrin. Berikan Metylergometrin 1 ampul IV. Perlu diingat pengeluaran jaringan mola tidak boleh dilakukan pada klien yang anemia.
3.    Profilaksi terhadap korio karsinoma  dengan sitostatika
4.    Follow up ; klinis dan laboratories
5.    Bila pada ibu cukup anak maka dilakukan histerektomi
Titer HCG  harus turun selama 14 hari setelah terapi jika tetap tinggi maka dicurigai Korio Karsinoma.  Untuk menurunkan kadar HCG pada Korio karsinoma adalah dengan memberikan Methotrexat (MTX). Syarat pemberian Methotrexat adalah Hb harus di  atas 10 g%, eritrosit normal, leukosit   normal (di atas 5000), fungsi ginjal dan hati normal.
Jika Anda seorang bidan dan  menemukan kasus Mola Hidatidosa maka tindakan yang dapat anda berikan sebelum merujuk adalah :
1.    Pasang infus
2.    Berikan suntikan Metylergometrin 1 ampul
3.    Keluarkan jaringan mola secara  digital
4.    Beri antibiotik jika tempat rujukan jauh
Hanya itulah yang dapat saya uraikan mengenai  Mola Hidatidosa. Semoga posting kali ini bermanfaat bagi pembaca. Jangan lupa kasih komen ya ^^

0 komentar:

Posting Komentar